Apa
itu Diare?
Diare
(bahasa Inggris: diarrhea) adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses
berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali
dalam 24 jam. Di negara berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum
kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya. Para
Odha sering mengalami diare.
Diare
dapat menjadi masalah berat. Diare yang ringan dapat pulih dalam beberapa hari.
Namun, diare yang berat dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan) atau
masalah gizi yang berat.
Apakah
Diare Berbahaya?
Risiko
terbesar diare adalah dehidrasi. Jika kita diare, kita dapat kehilangan lima
liter air setiap hari. Bersama dengan air ini, kita juga menghilangkan zat
mineral (elektrolit) yang penting untuk fungsi tubuh normal. Elektrolit utama
adalah natrium dan kalium.
Dehidrasi
berat dapat menyebabkan tubuh menjadi syok (kejut) dan dapat mematikan.
Dehidrasi lebih berat untuk balita dan anak dibandingkan orang dewasa. Siapa pun yang diare harus minum banyak
cairan bening, misalnya teh, kaldu ayam, atau air soda. Ini lebih baik
daripada air saja, yang tidak mengembalikan zat mineral. Kita juga dapat minum
cairan elektrolit (oralit) yang dapat dibeli tanpa resep di apotek.
Diare
yang berlanjut dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan penyerapan gizi yang
kurang. Ini dapat mengakibatkan wasting.
Apa
Penyebab Diare?
Kadang
kala adalah sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare bukanlah penyakit yang
datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare.
Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu:
1. Infeksi oleh bakteri,
virus atau parasit.
2. Alergi terhadap makanan
atau obat tertentu.
3. Infeksi oleh bakteri
atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga,
Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
4. Pemanis buatan.
Diare
juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam
seseorang yang tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi alkohol lebih
baik makan terlebih dahulu.
Kondisi
cuaca yang tidak stabil, sanitasi tempat pengungsian yang buruk serta kondisi
rumah yang masih kotor terkena genangan air, juga sulitnya mendapat air bersih
menyebabkan mudahnya terjadi wabah diare setelah banjir. Penyakit diare yang
terlihat ringan justru bisa membahayakan jiwa, karena saat tubuh kekurangan
cairan, maka semua organ akan mengalami gangguan. Diare akan semakin berbahaya
jika terjadi pada anak-anak.
Bagaimana
Gejala Diare?
Gejala
diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih
dalam sehari, yang kadang disertai:
Ø Muntah
Ø Badan lesu atau lemah
Ø Panas
Ø Tidak nafsu makan
Ø Darah dan lendir dalam
kotoran
Rasa
mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi
virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah,
demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.
Selain
itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain
seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala.
Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah
atau demam tinggi.
Diare
bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan
kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun
perdarahan otak.
Diare
seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya
menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan
ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan).
Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.
Bagaimana
Cara Menanggulangi Diare?
Beberapa
cara penggulangan diare antara lain:
1. Jaga hidrasi dengan
elektrolit yang seimbang. Ini merupakan cara paling sesuai di kebanyakan kasus
diare, bahkan disentri. Mengkonsumsi sejumlah besar air yang tidak diseimbangi
dengan elektrolit yang dapat dimakan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan
elektrolit yang berbahaya dan dalam beberapa kasus yang langka dapat berakibat
fatal (keracunan air).
2. Mencoba makan lebih
sering tapi dengan porsi yang lebih sedikit, frekuensi teratur, dan jangan
makan atau minum terlalu cepat.
3. Cairan intravenous:
kadangkala, terutama pada anak-anak, dehidrasi dapat mengancam jiwa dan cairan
intravenous mungkin dibutuhkan.
4. Terapi rehidrasi oral:
Meminum solusi gula/garam, yang dapat diserap oleh tubuh.
5. Menjaga kebersihan dan
isolasi: Kebersihan tubuh merupakan faktor utama dalam membatasi penyebaran
penyakit.
6. Mengubah apa yang kita
makan. Beberapa jenis makanan dapat mengakibatkan diare, dan yang lain dapat
membantu menghentikannya.
Jangan makan:
·
produk
susu (susu atau keju),
·
masakan
yang digoreng,
·
makanan
berlemak termasuk mentega, margarin, minyak atau kacang,
·
makanan
pedas,
· makanan
yang mengandung banyak serat yang tidak larut. Ini termasuk buah-buahan atau
sayur-mayur mentah, roti gandum, jagung, atau kulit dan biji buahan.
Sebaiknya makan:
·
pisang,
·
nasi
putih,
·
saus
apel,
·
sereal,
·
roti
tawar bakar atau biskuit kering,
·
makaroni
atau mi biasa,
·
telur
rebus,
·
bubur
gandum,
·
kentang
rebus tumbuk,
·
yoghurt
(walau ini produk susu, makanan ini sebagian dicernakan oleh bakteri yang
dipakai untuk membuatnya).
Pengobatan
tradisional
Akar bunga teratai
Sediakan
50 gram rimpang teratai dan 10 gram jahe. Kemudian dicuci bersih lalu diparut
dan diambil airnya. Minum ramuan tersebut tiga kali sehari setiap pagi, siang
dan sore.
Beras ketan
Goreng
beras ketan hingga hangus (beras ketan yang digoreng tanpa menggunakan minyak),
tambahkan kunyit yang juga dibakar hingga hangus. Seduh beras ketan dan kunyit
yang sudah dilumatkan dengan air hangat, konsumsi dengan takaran 3 kali dalam
sehari.
Apel cuka
Pembuatan
cuka apel sebagai bahan untuk meredakan penyakit diare dibuat dengan cara yang
mudah yaitu dengan memberikan beberapa tetes cuka apel pada air putih.
Sekian
ulasan singkat tentang Seputar Penyakit Diare. Semoga bermanfaat bagi Anda.